Jan 11, 2011

Perlindungan Hutan (Penyakit)

Gejala Penyakit tanaman merupakan ekspresi dari reaksi inang terhadap patogen yang menyerang. Gejala makroskopis penyakit tanaman kehutanan secara umum terbagi dalam tiga kategori : 1. Nekrotik, 2. Hiperplasia, 3. Hipoplasia.
  • Nekrosa adalah gejala degerasi protoplas yang diikuti oleh matinya sel-sel jaringan, organ, atau keseluruhan tanaman. contoh gejala penyakit nekrotik : layu, hawar, mati pucuk, hidrosa/kebasah-basahan, busuk, rebah kecambah, bercak, bercak berlubang, bintik, kanker yang diikuti gummosis atau resin.
  • Hiperplasia adalah gejala yang diakibatkan oleh pertumbuhan atau fungsi yang berlebihan, contoh : keriting, kudis, kalus, sapu setan, puru, bintil, gada, akar seperti rambut, dan viresen.
  • Hipoplasia adalah gejala yang diakibatkan oleh terhambatnya pertumbuhan atau fungsi organ tanaman, contoh : klorosis, kerdil, etiolasi, roset, dan supresi.
Tanda penyakit adalah bukti adanya patogen selain dari gejala penyakit yang teramati. tanda penyakit dapat berupa struktur vegetatif, struktur generatif, atau produk penyakit. struktur vegetatif antara lain : miselium, haustorium, massa sel-sel patogen (lazimnya pada bakteri), dan sklerotium. struktur generatif antara lain : jelaga, tepung, tubuh buah, aservulus, dan spora. contoh produk penyakit adalah aroma khas yang menunjukkan serangan patogen tertentu, atau ooze.

Penyakit Benih
serangan patogen pada stadia benih dapat mengakibatkan daya berkecambah menurun atau bahkan benih kehilangan daya berkecambahnya. patogen benih kebanyakan adalah fungi, walaupun terdapat pula bakteri atau virus. gejala benih sakit secara umum adalah perubahan penampakan visual (bentuk visual benih kurang menarik, pewarnaan benih, ukuran lebih kecil atau benih keriput).

Penyakit di Persemaian
penyakit utama pada banyak jenis semai tanaman kehutanan adalah lodoh (damping-off). serangan lodoh dapat terjadi pada :

  • benih yang baru ditanam dan belum berkecambah sehingga membusuk (germination loss),
  • benih yang telah berkecambah diserang lodoh, sehingga tidak muncul ke permukaan tanah perkecambahannya (preemergence damping-off)
  • serangan pada kotiledon kecambah ang muncul di permukaan tanah, sehingga kotiledon hangus menghitam dibagian ujung-ujungnya (top damping-off)
  • serangan pada semai berumur lebih dari dua bulan yang hipokotilnya mulai berkayu (late damping-off)



Penyakit pada Tanaman Kehutanan di Lapangan:
serangan patogen pada tanaman kehutanan di lapangan mencakup serangan pada daun, batang, maupun akar.


  1. Penyakit daun - berkurang atau hilangnya peran daun sebagai pensuplai fotosintat bagi proses metabolisme seluler kehutanan, sehingga laju pertumbuhan riap berkurang atau bahkan matinya pohon.
  2. Penyakit batang - terhambatnya suplai air dan unsur-unsur hara dari akar ke tajuk, atau terhambatnya suplai fotosintat dari daun di tajuk ke akar, keduanya mengganggu metabolisme pohon sehingga laju pertumbuhan pohon turun atau bahkan berakibat matinya pohon. kerugian lain adalah turunnya kualitas kayu.
  3. Penyakit akar - turunnya serapan air dan unsur hara, sehingga suplainya ke tajuk juga turun.



Aspek Teoritis Terjadinya Ledakan Penyakit
timbulnya penyakit pada tanaman kehutanan secara individu atau dalam populasi terbatas tergantung pada tiga faktor yaitu, Inang, Patogen, dan Lingkungan.
tanaman sakit bila inangnya rentan, patogennya virulen, serta lingkungan mendukung perkembangan patogen. hal tersebut biasa disebut sebagai, Segitiga Penyakit. selain itu terdapat pula faktor lain jazad renik.
Penyakit yang berkembang pesat dan menyerang banyak individu dalam suatu populasi yang mencakup areal yang luas dalam waktu relatif singkat disebut sebagai Epidemi
terjadinya epidemi menambah variabel yang mempengaruhi ledakan penyakit yaitu Waktu, sehingga yang tadinya ada segitiga penyakit, ditambah waktu yang cukup untuk terjadinya interaksi antara patogen dengan inang, sehingga penyakit terakumulasi, dan dari konsep tersebut dinamakan sebagai segiempat penyakit.
faktor keberadaan manusia juga diperhitungkan terkait dengan peran serta dalam merubah sebuah ekosistem seimbang (heterogen) menjadi kurang atau tidak seimbang karena populasi yang seragam pada hutan tanaman yang monokultur atau oligokultur. berdasarkan perkembangan dilapangan, terdapat dua kelompok epidemi yaitu epidemi polisiklik dan epidiemi monosiklik. epidemi polisiklik adalah yang kemajuan penyakitnya terhadap waktu membentuk kurva yang mirip dengan kurva sigmoid. penyakit yang siklus infeksinya lebih dari satu kali pada musim tanam yang sama dan inokulum patogennya menyebar melalui media udara. sedangkan epidemi monosiklik adalah yang kemajuan penyakitnya terhadap waktu membentuk kurva linier. penyakit yang disebabkan patogen akar cenderung membentuk siklus monosiklik. pemencaran patogen dapat disebabkan oleh irigasi, pergerakan alat budidaya antar bedeng di persemaian, atau pergerakan alat berat antar blok penanam di lapangan.

Falsafah Pengendalian Penyakit
1. Eksklusi : pencegahan, mencegah masuknya inokulum patogen/penyakit pada setiap tahap/proses penanganan tanaman kehutanan. contoh, peralatan dan pekerja harus steril dari inokulum patogen
2. Eradikasi : memusnahkan semua patogen yang terlanjur masuk pada tiap tahap dalam proses pengadaan atau penanaman kehutanan. contoh, monitoring secara intensif, terarah, dan terprogram pada tiap tahap proses budidaya tanaman kehutanan.
3. Proteksi : melindungi inang dengan berbagai perlakuan terhadap gangguan patogen/penyebab penyakit
4. Imunisasi : membuat inang menjadi kebal terhadap serangan patogen. Mencari varietas yang lebih baik dan tahan terhadap patogen/penyakit dalam kaitannya dalam pengendalian penyakit.

Pertimbangan dalam Pengendalian Penyakit

  1. Pertimbangan Ekologi, tidak merusak lingkungan baik lingkungan abiotik (tanah, udara, dan air), maupun lingkungan biotik termasuk kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan.
  2. Pertimbangan Ekonomi, total biaya setelah ditambah biaya pengendalian dibanding nilai produk masih mampu memberikan keuntungan yang wajar.
  3. Pertimbangan Teknis, yaitu dapat diterapkan dilapangan.
  4. Pertimbangan Sosial, pengendalian yang diterapkan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap masyarakat sekitar.


Teknik-Teknik Pengendalian Penyakit:
- Mekanik
- FIsik
- Biologi/Hayati
- Kimia
- Modifikasi teknik budidaya (silvikultur)
- Manipulasi komponen I (inang), P (patogen), L (lingkungan), dan T (time=waktu)
- Pengendalian terpadu (IPM: Integrated Pest Management)

No comments:

Post a Comment

International Joint Field Study Tour 2010

International Joint Field Study Tour 2010
Utsunomiya University